10 Setahun Tentukan Atheis Vida Kini Tertunduk Dalam Islam
Paket Umroh Akhir Tahun 2015, Mulai dari mini Dr Jeffrey Lang dikenal hendak paham. Ia selalu mempertanyakan logika sesuatu setelah itu mengkaji apa pun beralaskan perspektif rasional. "Ayah, surga itu muncul? inches tanya Jeffrey mini sebuah saat untuk ayahnya mengenai kehadiran surga, sewaktu keduanya berlangsung berbareng anjing peliharaan mereka dalam pantai. Tidak sebuah kejutan bilamana kelak Jeffrey Lang bagaikan docente matematika, sebuah daerah dimana kag muncul arena selain logika.
Jaman bagaikan siswa 1 thaun ini dalam Notre Atteinte Males Elevated, sebuah SMA Katholik, Jeffrey Lang mengantongi keberatan rasional kepada keyakinan selalu kehadiran Tuhan. Diskusi dgn pendeta sekolah, orangtuanya, setelah itu rekan sekelasnya kag jua boleh memuaskannya mengenai kehadiran Tuhan. "Tuhan selalu membuatmu tertunduk, Jeffrey! inches sebutan ayahnya saat ia membantah kehadiran Tuhan dalam usia 17 1 thaun.
live semasa $10 1 thaun ke hadapan
Paket Umroh Akhir Tahun 2015, Ia akhirnya memutuskan bagaikan atheis di dalam usia 17 1 thaun, dimana live semasa $10 1 thaun ke hadapan semasa menjalani kuliah S1, S2, setelah itu S3, sehingga akhirnya memeluk Islam.
Ialah lebih kurang sewaktu sebelum atau sesudah memutuskan bagaikan atheis, Jeffrey Lang mengalami sebuah mimpi. Berikut penuturan Jeffrey Lang mengenai mimpinya itu:
Kami berposisi di dalam sebuah ruangan minus perabotan. Ngalk muncul apa pun dalam tembok ruangan itu dimana berwarna putih agak abu-abu.
Satu-satunya 'hiasan' yaitu karpet berpola dominan merah-putih dimana membiayai lantai. Ada info jendela mini, selaku jendela ruang bawah tanah, dimana ada tadinya setelah itu menghadap ke kami. Cahaya terang mengisi ruangan melangkaui jendela itu.
Aku sebatas boleh mengawasi singkat punggungnya
Kami membentuk deretan. Aku berposisi dalam deret ketiga. Semuanya pria, kag muncul wanita, setelah itu kami segenap berada dalam lantai tadinya tumit kami, menghadap arah jendela.
Terasa asing. Aku kag memandang adalah pun. Mungkin, saya berposisi dalam Negeri lain. Kami menunduk serentak, muka kami menghadap lantai. Semuanya damai setelah itu hening, bagaikan segenap suara dimatikan. Kami serentak lagi berada tadinya tumit kami. Jaman saya mengawasi ke hadapan, saya tahu kami dipimpin dari seseorang dalam hadapan dimana berposisi dalam sisi kiri saya, dalam masa kami, dalam bawah jendela. Ia berdiri sendiri. Aku sebatas boleh mengawasi singkat punggungnya. Ia menggunakan jubah putih panjang. Ia mengenakan selendang putih dalam kepalanya, dgn desain merah. Jaman itulah saya terbangun.
Sepanjang \ 1 thaun bagaikan atheis, Jeffrey Lang lebih kurang saat mengalami mimpi dimana sama. Bagaimanapun, ia kag terganggu dgn mimpi itu. Ia sebatas merasa damai sewaktu terbangun. Seorang perasaan damai dimana aneh. Ia kag paham tentang itu. Ngalk muncul logika dalam balik itu, setelah itu maka dari itu ia kag peduli kendati mimpi itu berulang.
\ 1 thaun kemudian, sewaktu terutama saat memberi kuliah dalam Higher education on San Fransisco, rato berjumpa murid Muslim dimana mengikuti kelasnya. Ngalk sebatas dgn sang murid, Jeffrey pun kag reda kemudian menjalin persahabatan dgn family sang murid. Agama tidak merupakan bagaikan topik bahasan sewaktu Jeffrey menghabiskan durasi dgn family sang murid. Hingga sesudah lebih kurang durasi salah 1 member family sang murid menyerahkan Alquran untuk Jeffrey.
Kendati kag tengah berniat tahu Islam, Jeffrey start membuka-buka Alquran setelah itu membacanya. Jaman itu kepalanya dipenuhi beraneka ragam prasangka.
"Anda kag boleh sebatas memahami Alquran, kaga boleh bilamana Kita kaga menganggapnya serius. Kita wajib, terutama, memang betul-betul telah menyerah untuk Alquran, atau kedua, 'menantangnya', inches ungkap Jeffrey.
malu, setelah itu menantang
Ia kemudian mendapati dirinya berposisi dalam tengah-tengah pergulatan dimana amet mengiurkan. "Ia (Alquran) 'menyerang' Kita, melalui spontan, custom. Ia (Alquran) mendebat, mengkritik, membuat (Anda) malu, setelah itu menantang. Mulai dari mulanya ia (Alquran) menorehkan garis perang, setelah itu saya berposisi dalam daerah dimana berseberangan. inches "Saya menderita kekalahan parah (dalam pergulatan). Di situ bagaikan jelas yakni Sang Penyusun (Alquran) tahu saya alangkah baiknya ketimbang kita saya sendiri, inches sebutan Jeffrey. Ia mengatakan seakan Sang Penyusun memahami pikirannya. Setiap malam ia menyiapkan segenap pertanyaan setelah itu keberatan, akan tetapi kerap mendapati jawabannya di dalam bacaan berikutnya, bersamaan ia memahami hal buat hal Alquran melalui berurutan.
"Alquran kerap jauh dalam hadapan pemikiran saya. Ia menghapus aral dimana telah saya bangun bertahun-tahun dan setelah itu menjawab pertanyaan saya. inches Jeffrey ditest melawan dgn ker? dgn keberatan setelah itu pertanyaan, akan tetapi semakin jelas ia takluk di dalam pergulatan. "Saya dituntun ke sudut dalam mana kag muncul lain selain 1 opsi. inches
Jeffrey mendapati sebuah ruangan mini dalam downstairs room
Jaman itu mulanya 1980-an setelah itu kag tinggi Muslim dalam kampusnya, Higher education on San Fransisco. Jeffrey mendapati sebuah ruangan mini dalam downstairs room sebuah gereja dalam mana segenap mahasiswa Muslim melangsungkan sholat. Usai pergulatan panjang dalam benaknya, ia memberanikan kita supaya mengunjungi arena itu.
Kurang lebih jam mengunjungi dalam arena itu, ia mendapati dirinya mengucap syahadat. Usai syahadat, durasi shalat dzuhur tiba setelah itu ia pun diundang supaya berpartisipasi. Ia berdiri di dalam deretan dgn medicamentos mahasiswa lain, dipimpin imam dimana bernama Ghassan. Jeffrey start mengikuti mereka shalat berjamaah.
Jeffrey ikut bersujud. Kepalanya menempel dalam karpet merah-putih. Suasananya damai setelah itu hening, bagaikan segenap suara dimatikan. Ia dan lagi berada dalam antara dua sujud.
"Saat saya mengawasi ke hadapan, saya boleh mengawasi Ghassan, dalam sisi kiri saya, dalam tengah-tengah, dalam bawah jendela dimana menerangi ruangan dgn cahaya. Vida sendirian, minus barisan. Vida mengenakan jubah putih panjang. Selendang (scarf) putih membiayai kepalanya, dgn desain merah. inches "Mimpi itu! Aku berteriak di dalam hati. Mimpi itu, persis! Aku telah betul-betul melupakannya, setelah itu jaman saya tertegun setelah itu takut. Apa tersebut mimpi? Apa saya selalu terbangun? Aku ditest inriktat tentang dimana terjadi supaya memastikan apa saya tidur. Krislas dingin mengalir pesat ke seluruh tubuh saya. Ahora Tuhan, tersebut nyata! Selanjutnya rasa dingin itu hilang, berganti rasa hangat dimana bermakas dalam di dalam. Breeze mata saya bercucuran. inches Ucapan ayahnya \ 1 thaun silam terbukti. Ia akhir-akhir ini berlutut, setelah itu wajahnya menempel dalam lantai. Bagian tertinggi otaknya dimana semasa tersebut berisi seluruh wawasan setelah itu intelektualitasnya akhir-akhir ini berposisi dalam titik terendah, di dalam sebuah penyerahan utter untuk Jehova SWT.
Jeffrey Lang merasa Tuhan sendiri dimana menuntunnya untuk Islam. "Saya paham Tuhan itu kerap dekat, mengarahkan hidup saya, menciptakan lingkungan setelah itu kesempatan supaya menentukan, akan tetapi pasti mengabaikan opsi krusial untuk saya, inches ujar Jeffrey akhir-akhir ini.
Jeffrey akhir-akhir ini teacher jurusan matematika Higher education on Kansas setelah itu mengantongi tiga bocah. Ia menulis tiga buku dimana tinggi dibaca dari Muslim BASICALLY: Contending to make sure you Cave in (Beltsville, 1994); Just Angels Raise (Beltsville, 1997); setelah itu Getting rid of My best|Healthcare professional|Personal|My own, personal|Search terms|My own , personal|Medical professional|Published|Health care provider|My business|All of my|Of my|Excellent|My own personal|Keyword phrases|A|Offered|Economical|Day-to-day|Web page} Religious beliefs: One Need Can help (Beltsville, 2004). Ia memberi kuliah dalam tinggi kampus setelah itu bagaikan pembicara dalam tinggi konferensi Islam.
Sukar menerangkan untuk bocah mini
Paket Umroh Akhir Tahun 2015, Ia mengantongi tiga bocah, setelah itu tidak merupakan sebuah kejutan anaknya mengantongi rasa keingintahuan dimana sama. Jeffrey akhir-akhir ini wajib menghadapi pertanyaan-pertanyaan dimana sama dimana terlebih dahulu ia lontarkan untuk ayahnya. Sebuah hari ia ditanya dari bocah perempuannya dimana berusia delapan 1 thaun, Jameelah, usai mereka shalat Ashar berjamaah. "Ayah, mengapa kita shalat? inches "Pertanyaannya mengejutkan saya. Ngalk sangka bermakas dalam bocah usia delapan 1 thaun. Aku paham memang respon dimana amet jelas, yakni Muslim diwajibkan shalat. Akan tetapi, saya kag hendak mencampakkan kesempatan supaya berbagi pengalaman setelah itu kesuksesan dalam shalat. Trik pun, usai menyusun respon dalam kepala, saya memulai dgn, 'Kita shalat maka dari Tuhan hendak kita melakukannya', inches "Tapi kenapa, ayah, tentang akibat dalam shalat? inches Jameela lagi menanya. "Sulit menerangkan untuk bocah mini, sayang. Sebuah hari, bilamana anda melangsungkan shalat limado durasi tiap hari, saya yakin kami selalu memahami, akan tetapi ayah selalu adulación dimana terkemuka supaya menjawab pertanyaan anda.
Paket Umroh Akhir Tahun 2015, Mulai dari mini Dr Jeffrey Lang dikenal hendak paham. Ia selalu mempertanyakan logika sesuatu setelah itu mengkaji apa pun beralaskan perspektif rasional. "Ayah, surga itu muncul? inches tanya Jeffrey mini sebuah saat untuk ayahnya mengenai kehadiran surga, sewaktu keduanya berlangsung berbareng anjing peliharaan mereka dalam pantai. Tidak sebuah kejutan bilamana kelak Jeffrey Lang bagaikan docente matematika, sebuah daerah dimana kag muncul arena selain logika.
Jaman bagaikan siswa 1 thaun ini dalam Notre Atteinte Males Elevated, sebuah SMA Katholik, Jeffrey Lang mengantongi keberatan rasional kepada keyakinan selalu kehadiran Tuhan. Diskusi dgn pendeta sekolah, orangtuanya, setelah itu rekan sekelasnya kag jua boleh memuaskannya mengenai kehadiran Tuhan. "Tuhan selalu membuatmu tertunduk, Jeffrey! inches sebutan ayahnya saat ia membantah kehadiran Tuhan dalam usia 17 1 thaun.
live semasa $10 1 thaun ke hadapan
Paket Umroh Akhir Tahun 2015, Ia akhirnya memutuskan bagaikan atheis di dalam usia 17 1 thaun, dimana live semasa $10 1 thaun ke hadapan semasa menjalani kuliah S1, S2, setelah itu S3, sehingga akhirnya memeluk Islam.
Ialah lebih kurang sewaktu sebelum atau sesudah memutuskan bagaikan atheis, Jeffrey Lang mengalami sebuah mimpi. Berikut penuturan Jeffrey Lang mengenai mimpinya itu:
Kami berposisi di dalam sebuah ruangan minus perabotan. Ngalk muncul apa pun dalam tembok ruangan itu dimana berwarna putih agak abu-abu.
Satu-satunya 'hiasan' yaitu karpet berpola dominan merah-putih dimana membiayai lantai. Ada info jendela mini, selaku jendela ruang bawah tanah, dimana ada tadinya setelah itu menghadap ke kami. Cahaya terang mengisi ruangan melangkaui jendela itu.
Aku sebatas boleh mengawasi singkat punggungnya
Kami membentuk deretan. Aku berposisi dalam deret ketiga. Semuanya pria, kag muncul wanita, setelah itu kami segenap berada dalam lantai tadinya tumit kami, menghadap arah jendela.
Terasa asing. Aku kag memandang adalah pun. Mungkin, saya berposisi dalam Negeri lain. Kami menunduk serentak, muka kami menghadap lantai. Semuanya damai setelah itu hening, bagaikan segenap suara dimatikan. Kami serentak lagi berada tadinya tumit kami. Jaman saya mengawasi ke hadapan, saya tahu kami dipimpin dari seseorang dalam hadapan dimana berposisi dalam sisi kiri saya, dalam masa kami, dalam bawah jendela. Ia berdiri sendiri. Aku sebatas boleh mengawasi singkat punggungnya. Ia menggunakan jubah putih panjang. Ia mengenakan selendang putih dalam kepalanya, dgn desain merah. Jaman itulah saya terbangun.
Sepanjang \ 1 thaun bagaikan atheis, Jeffrey Lang lebih kurang saat mengalami mimpi dimana sama. Bagaimanapun, ia kag terganggu dgn mimpi itu. Ia sebatas merasa damai sewaktu terbangun. Seorang perasaan damai dimana aneh. Ia kag paham tentang itu. Ngalk muncul logika dalam balik itu, setelah itu maka dari itu ia kag peduli kendati mimpi itu berulang.
\ 1 thaun kemudian, sewaktu terutama saat memberi kuliah dalam Higher education on San Fransisco, rato berjumpa murid Muslim dimana mengikuti kelasnya. Ngalk sebatas dgn sang murid, Jeffrey pun kag reda kemudian menjalin persahabatan dgn family sang murid. Agama tidak merupakan bagaikan topik bahasan sewaktu Jeffrey menghabiskan durasi dgn family sang murid. Hingga sesudah lebih kurang durasi salah 1 member family sang murid menyerahkan Alquran untuk Jeffrey.
Kendati kag tengah berniat tahu Islam, Jeffrey start membuka-buka Alquran setelah itu membacanya. Jaman itu kepalanya dipenuhi beraneka ragam prasangka.
"Anda kag boleh sebatas memahami Alquran, kaga boleh bilamana Kita kaga menganggapnya serius. Kita wajib, terutama, memang betul-betul telah menyerah untuk Alquran, atau kedua, 'menantangnya', inches ungkap Jeffrey.
malu, setelah itu menantang
Ia kemudian mendapati dirinya berposisi dalam tengah-tengah pergulatan dimana amet mengiurkan. "Ia (Alquran) 'menyerang' Kita, melalui spontan, custom. Ia (Alquran) mendebat, mengkritik, membuat (Anda) malu, setelah itu menantang. Mulai dari mulanya ia (Alquran) menorehkan garis perang, setelah itu saya berposisi dalam daerah dimana berseberangan. inches "Saya menderita kekalahan parah (dalam pergulatan). Di situ bagaikan jelas yakni Sang Penyusun (Alquran) tahu saya alangkah baiknya ketimbang kita saya sendiri, inches sebutan Jeffrey. Ia mengatakan seakan Sang Penyusun memahami pikirannya. Setiap malam ia menyiapkan segenap pertanyaan setelah itu keberatan, akan tetapi kerap mendapati jawabannya di dalam bacaan berikutnya, bersamaan ia memahami hal buat hal Alquran melalui berurutan.
"Alquran kerap jauh dalam hadapan pemikiran saya. Ia menghapus aral dimana telah saya bangun bertahun-tahun dan setelah itu menjawab pertanyaan saya. inches Jeffrey ditest melawan dgn ker? dgn keberatan setelah itu pertanyaan, akan tetapi semakin jelas ia takluk di dalam pergulatan. "Saya dituntun ke sudut dalam mana kag muncul lain selain 1 opsi. inches
Jeffrey mendapati sebuah ruangan mini dalam downstairs room
Jaman itu mulanya 1980-an setelah itu kag tinggi Muslim dalam kampusnya, Higher education on San Fransisco. Jeffrey mendapati sebuah ruangan mini dalam downstairs room sebuah gereja dalam mana segenap mahasiswa Muslim melangsungkan sholat. Usai pergulatan panjang dalam benaknya, ia memberanikan kita supaya mengunjungi arena itu.
Kurang lebih jam mengunjungi dalam arena itu, ia mendapati dirinya mengucap syahadat. Usai syahadat, durasi shalat dzuhur tiba setelah itu ia pun diundang supaya berpartisipasi. Ia berdiri di dalam deretan dgn medicamentos mahasiswa lain, dipimpin imam dimana bernama Ghassan. Jeffrey start mengikuti mereka shalat berjamaah.
Jeffrey ikut bersujud. Kepalanya menempel dalam karpet merah-putih. Suasananya damai setelah itu hening, bagaikan segenap suara dimatikan. Ia dan lagi berada dalam antara dua sujud.
"Saat saya mengawasi ke hadapan, saya boleh mengawasi Ghassan, dalam sisi kiri saya, dalam tengah-tengah, dalam bawah jendela dimana menerangi ruangan dgn cahaya. Vida sendirian, minus barisan. Vida mengenakan jubah putih panjang. Selendang (scarf) putih membiayai kepalanya, dgn desain merah. inches "Mimpi itu! Aku berteriak di dalam hati. Mimpi itu, persis! Aku telah betul-betul melupakannya, setelah itu jaman saya tertegun setelah itu takut. Apa tersebut mimpi? Apa saya selalu terbangun? Aku ditest inriktat tentang dimana terjadi supaya memastikan apa saya tidur. Krislas dingin mengalir pesat ke seluruh tubuh saya. Ahora Tuhan, tersebut nyata! Selanjutnya rasa dingin itu hilang, berganti rasa hangat dimana bermakas dalam di dalam. Breeze mata saya bercucuran. inches Ucapan ayahnya \ 1 thaun silam terbukti. Ia akhir-akhir ini berlutut, setelah itu wajahnya menempel dalam lantai. Bagian tertinggi otaknya dimana semasa tersebut berisi seluruh wawasan setelah itu intelektualitasnya akhir-akhir ini berposisi dalam titik terendah, di dalam sebuah penyerahan utter untuk Jehova SWT.
Jeffrey Lang merasa Tuhan sendiri dimana menuntunnya untuk Islam. "Saya paham Tuhan itu kerap dekat, mengarahkan hidup saya, menciptakan lingkungan setelah itu kesempatan supaya menentukan, akan tetapi pasti mengabaikan opsi krusial untuk saya, inches ujar Jeffrey akhir-akhir ini.
Jeffrey akhir-akhir ini teacher jurusan matematika Higher education on Kansas setelah itu mengantongi tiga bocah. Ia menulis tiga buku dimana tinggi dibaca dari Muslim BASICALLY: Contending to make sure you Cave in (Beltsville, 1994); Just Angels Raise (Beltsville, 1997); setelah itu Getting rid of My best|Healthcare professional|Personal|My own, personal|Search terms|My own , personal|Medical professional|Published|Health care provider|My business|All of my|Of my|Excellent|My own personal|Keyword phrases|A|Offered|Economical|Day-to-day|Web page} Religious beliefs: One Need Can help (Beltsville, 2004). Ia memberi kuliah dalam tinggi kampus setelah itu bagaikan pembicara dalam tinggi konferensi Islam.
Sukar menerangkan untuk bocah mini
Paket Umroh Akhir Tahun 2015, Ia mengantongi tiga bocah, setelah itu tidak merupakan sebuah kejutan anaknya mengantongi rasa keingintahuan dimana sama. Jeffrey akhir-akhir ini wajib menghadapi pertanyaan-pertanyaan dimana sama dimana terlebih dahulu ia lontarkan untuk ayahnya. Sebuah hari ia ditanya dari bocah perempuannya dimana berusia delapan 1 thaun, Jameelah, usai mereka shalat Ashar berjamaah. "Ayah, mengapa kita shalat? inches "Pertanyaannya mengejutkan saya. Ngalk sangka bermakas dalam bocah usia delapan 1 thaun. Aku paham memang respon dimana amet jelas, yakni Muslim diwajibkan shalat. Akan tetapi, saya kag hendak mencampakkan kesempatan supaya berbagi pengalaman setelah itu kesuksesan dalam shalat. Trik pun, usai menyusun respon dalam kepala, saya memulai dgn, 'Kita shalat maka dari Tuhan hendak kita melakukannya', inches "Tapi kenapa, ayah, tentang akibat dalam shalat? inches Jameela lagi menanya. "Sulit menerangkan untuk bocah mini, sayang. Sebuah hari, bilamana anda melangsungkan shalat limado durasi tiap hari, saya yakin kami selalu memahami, akan tetapi ayah selalu adulación dimana terkemuka supaya menjawab pertanyaan anda.