Bagaimana Beriman Kepada Alloh
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Beriman pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala ialah rukun iman yg pertama. Rukun ini sangat berharga kemudian istimewa kedudukannya dalam agama Islam, sehingga wajib untuk kita tuk mengilmuinya dgn benar agar melahirkan akidah yg benar tentang Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Tidaklah yg dimaksud dgn beriman pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala itu hanya hanya keyakinan yakni Alloh Subhanahu wa Ta’ala itu ada, maupun hanya yakin yakni Alloh Subhanahu wa Ta’ala ialah satu-satunya pencipta, pengatur, yg menghidupkan, mematikan kemudian menyediakan rizki bagi alam semesta.
perlu bagi kita untuk menelaah perkara
Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Sungguh sangat ironis sekali dimana pemahaman salah ini malah dipegangi oleh sebagian kaum muslimin yg mengaku sudah paham tentang iman, islam dan tauhid! Kalaulah memang benar apa yg mereka katakan, jadi orang-orang musyrikin yg diperangi oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam malah sudah mendahului mereka di dalam mengikrarkannya, sebagaimana hal tersebut banyak disitir di dalam Al Qur’an.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Katakanlah: ‘Siapakah yg memberikan rezki kepadamu dari langit kemudian bumi, atau siapakah yg kuasa (menciptakan) pendengaran serta penglihatan, dan siapakah yg mengeluarkan yg hidup dari yg mati serta mengeluarkan yg mati untuk yg hidup serta siapakah yg mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab: ‘Alloh.’ Maka katakanlah ‘Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?’” (QS: Yunus: 31)
Oleh sebab dari itu perlu bagi kita tuk menelaah perkara penting ini semoga sanggup memberi manfaat untuk kita semua. Beriman pada Alloh disyaratkan mengandung empat perkara, diantaranya:
Mengimani Adanya Alloh Subhanahu wa Ta’ala
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Hal ini dapat dibuktikan dgn fitrah, akal, dalil naqli kemudian indera. Adapun ditilik dari segi fitrah, tiap manusia mengakui adanya Tuhan tanpa disyaratkan berfikir kemudian belajar. Rosululloh bersabda, yg artinya: “Setiap anak lahir di dalam situasi fitrah, lalu orang tuanyalah yg menjadikannya yahudi, nasrani maupun majusi.” (HR: Bukhari dan Muslim).
Upaya kita bisa berfikir yakni tidaklah semua makhluk dulu maupun sekarang kecuali pasti ada yg menciptakan. Mustahil mereka menciptakan diri sendiri karena sebelumnya tidak ada, kemudian yg tidak ada tidak dapat mencipta. Mereka pula tidak muncul secara kebetulan, karena teknik mungkin susunan alam yg seindah kemudian sangat teratur ini dgn mudahnya diistilahkan terjadi secara kebetulan? Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yg artinya: “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yg menciptakan (diri mereka sendiri)?” (QS: Ath Thur: 35)
Dari segi dalil syar’i, semua kitab samawi yg diturunkan pasti mendiskusi tentang adanya Alloh dan berbagai peristiwa yg disaksikan kebenarannya. Ini membuktikan kitab-kitab tersebut bermula dari Tuhan Yg Maha Kuasa. Sedangkan indera kita lebih mudah tuk membuktikannya diantaranya adalah terkabulnya doa, mukjizat pada Nabi yg di luar kemampuan manusia. Ini tidaklah mungkin bermula kecuali dari Tuhan yang mengutus mereka.
Mengimani Sifat Rububiyyah Alloh Subhanahu wa Ta’ala
Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Seperti kita menyakini yakni Alloh lah yang mempunyai hak tuk menciptakan, berkuasa kemudian memerintah. Keyakinan seperti ini telah dimiliki oleh kaum musyrikin zaman Rosululloh, bahkan tidak ada yg mengingkarinya kecuali orang-orang sombong yg mereka sendiri ragu kepada ucapannya. Contoh konkretnya yaitu Fir’aun, yg mengaku sebagai tuhan.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yg artinya: “Ingatlah, menciptakan kemudian memerintah hanyalah hak Alloh. Maha Suci Alloh, Tuhan semesta alam.” (QS: Al A’raaf: 54) dan “…kepunyaan-Nyalah kerajaan.” (QS: Fathir: 13).
Lihat pula bagaimana pengakuan kaum musyrikin akan rububiyyah Alloh Subhanahu wa Ta’ala menceritakan di dalam Al Qur’an, yg artinya: “Dan sungguh bilamana kamu tanyakan kepada mereka: ‘Siapakah yg menciptakan langit kemudian bumi?’, niscaya mereka hendak menjawab: ‘Semuanya diciptakan oleh Yg Maha Perkasa pula Maha Mengetahui.’” (QS: Az Zukhruf: 9)
Dgn demikian kita ketahui yakni yg memiliki kuasa menyediakan rizki bukanlah malaikat, Nabi maupun dewa fulan, juga yg menguasai kemudian mengatur berbagai macam urusan bukanlah syaikh fulan, wali fulan selayak keyakinan sebagian orang. Akan tetapi hanya Alloh Subhanahu wa Ta’ala yg menyediakan rizki, mengatur, menghidupkan dan mematikan.
Mengimani Sifat Uluhiyyah Alloh Subhanahu wa Ta’ala
Yaitu hanya Alloh Subhanahu wa Ta’ala semata yg berkuasa disembah serta diibadahi. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yg artinya: “Dan Tuhanmu yaitu Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada sesembahan yg haq tetapi Dia Yg Maha Pemurah pula Maha Penyayang.” (QS: Al Baqarah: 163).
Di sinilah letak titik perpisahan antara seorang mukmin dgn seorang musyrik, dimana kaum mukminin sekedar menujukan semua kegiatan ibadah semata-mata kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala baik itu berupa doa, nadzar, sembelihan, haji, sholat dan ibadah-ibadah lainnya.
Adapun kaum musyrikin, walaupun mereka mengakui hak rububiyyah Alloh Subhanahu wa Ta’ala, mereka memutuskan sesembahan yg banyak kemudian beragam, baik berupa benda-benda mati seperti batu, pohon dan matahari. Atau juga sesembahan dari kalangan malaikat, nabi kemudian orang shalih yg dibuat sebagai penghubung antara mereka dengan Alloh Subhanahu wa Ta’ala selayak pembesar kerajaan yg jadi perantara kepada raja. Dan tidaklah seorang pembesar jadi penghubung bagi raja kecuali karena raja sangat butuh atau sangat takut padanya, sehingga bila ada orang datang minta bantuan raja lewat perantara pembesar maka raja mengabulkannya dgn sebab kedudukan pembesar tadi. Sungguh, yang seperti ini tidak bisa disamakan dgn Alloh Subhanahu wa Ta’ala !
mereka berlomba-lomba dengan berbagai amal shalih
Para malaikat, nabi serta orang shalih sangat perlu pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, mereka berpacu-pacu dgn bervariasi amal shalih tuk dekat dgn Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala tidak perlu juga tidak takut pada mereka. Hingga namun kedudukan mereka mulia di sisi Alloh, ini tidak berarti kita dapat mengambil mereka sebagai perantara, tetapi kita spontan minta pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Alasan semacam itulah yg jadi hujjahnya kaum musyrikin dulu dan sekarang.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yg artinya: “Dan orang-orang yg memutuskan pelindung selain Alloh (berkata): ‘Kami tidak menyembah mereka tetapi agar mereka mendekatkan kami pada Alloh dgn sedekat-dekatnya.’” (QS: Az Zumar: 3).
Intinya kita dituntut tuk mengikhlaskan ibadah hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan tidak menujukannya pada selain Alloh, selayak hal ini jadi tujuan dakwah setiap rosul. Hingga mereka para rasul Alloh berkata pada kaumnya: “Sembahlah Alloh saja, sekali-kali tidak ada sesembahan yg haq bagimu selain Dia.” (QS: Hud: 50)
Mengimani Nama-Nama dan Sifat-Sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala
Yaitu dgn menetapkan nama kemudian sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala selayak telah ditetapkan Alloh di dalam Al Quran maupun telah ditetapkan oleh rosul-Nya di di dalam As Sunnah, yg sesuai dgn kebesaran kemudian keagungan Alloh, tanpa tahrif (memalingkan makna dari makna yg semestinya), ta’thil (menolak nama atau sifat Alloh), takyif (membagaimanakan) dan tamtsil (menyerupakan dengan makhluk).
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yg artinya: “Sebatas milik Alloh asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dgn menyebut asmaa-ul husna itu kemudian tinggalkanlah orang-orang yg menyimpang dari kebenaran di dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Mereka akan mendapat balasan terhadap apa yg telah mereka kerjakan.” (QS: Al A’raaf: 180)
Dgn demikian, Keimanan kita pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala mestilah memuat seluruh empat hal yg di atas, tidak hanya satu maupun dua saja. Hingga kita katakan yakni keyakinan seseorang yakni Alloh Subhanahu wa Ta’ala itu ada ataukah Alloh Subhanahu wa Ta’ala itu satu-satunya pencipta belum cukup tuk dikatakan telah beriman pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, tetapi juga harus meyakini yakni Alloh Subhanahu wa Ta’ala yaitu satu-satunya yg mempunyai hak disembah kemudian beriman pada asma kemudian sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala menunjuki kita semua pada aqidah yg shahih kemudian mewafatkan kita di dalam keadaan muslim. Sebatas pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala kita mohon pertolongan. Wallohu a’lam bish showab.
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Beriman pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala ialah rukun iman yg pertama. Rukun ini sangat berharga kemudian istimewa kedudukannya dalam agama Islam, sehingga wajib untuk kita tuk mengilmuinya dgn benar agar melahirkan akidah yg benar tentang Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Tidaklah yg dimaksud dgn beriman pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala itu hanya hanya keyakinan yakni Alloh Subhanahu wa Ta’ala itu ada, maupun hanya yakin yakni Alloh Subhanahu wa Ta’ala ialah satu-satunya pencipta, pengatur, yg menghidupkan, mematikan kemudian menyediakan rizki bagi alam semesta.
perlu bagi kita untuk menelaah perkara
Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Sungguh sangat ironis sekali dimana pemahaman salah ini malah dipegangi oleh sebagian kaum muslimin yg mengaku sudah paham tentang iman, islam dan tauhid! Kalaulah memang benar apa yg mereka katakan, jadi orang-orang musyrikin yg diperangi oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam malah sudah mendahului mereka di dalam mengikrarkannya, sebagaimana hal tersebut banyak disitir di dalam Al Qur’an.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Katakanlah: ‘Siapakah yg memberikan rezki kepadamu dari langit kemudian bumi, atau siapakah yg kuasa (menciptakan) pendengaran serta penglihatan, dan siapakah yg mengeluarkan yg hidup dari yg mati serta mengeluarkan yg mati untuk yg hidup serta siapakah yg mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab: ‘Alloh.’ Maka katakanlah ‘Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?’” (QS: Yunus: 31)
Oleh sebab dari itu perlu bagi kita tuk menelaah perkara penting ini semoga sanggup memberi manfaat untuk kita semua. Beriman pada Alloh disyaratkan mengandung empat perkara, diantaranya:
Mengimani Adanya Alloh Subhanahu wa Ta’ala
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Hal ini dapat dibuktikan dgn fitrah, akal, dalil naqli kemudian indera. Adapun ditilik dari segi fitrah, tiap manusia mengakui adanya Tuhan tanpa disyaratkan berfikir kemudian belajar. Rosululloh bersabda, yg artinya: “Setiap anak lahir di dalam situasi fitrah, lalu orang tuanyalah yg menjadikannya yahudi, nasrani maupun majusi.” (HR: Bukhari dan Muslim).
Upaya kita bisa berfikir yakni tidaklah semua makhluk dulu maupun sekarang kecuali pasti ada yg menciptakan. Mustahil mereka menciptakan diri sendiri karena sebelumnya tidak ada, kemudian yg tidak ada tidak dapat mencipta. Mereka pula tidak muncul secara kebetulan, karena teknik mungkin susunan alam yg seindah kemudian sangat teratur ini dgn mudahnya diistilahkan terjadi secara kebetulan? Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yg artinya: “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yg menciptakan (diri mereka sendiri)?” (QS: Ath Thur: 35)
Dari segi dalil syar’i, semua kitab samawi yg diturunkan pasti mendiskusi tentang adanya Alloh dan berbagai peristiwa yg disaksikan kebenarannya. Ini membuktikan kitab-kitab tersebut bermula dari Tuhan Yg Maha Kuasa. Sedangkan indera kita lebih mudah tuk membuktikannya diantaranya adalah terkabulnya doa, mukjizat pada Nabi yg di luar kemampuan manusia. Ini tidaklah mungkin bermula kecuali dari Tuhan yang mengutus mereka.
Mengimani Sifat Rububiyyah Alloh Subhanahu wa Ta’ala
Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Seperti kita menyakini yakni Alloh lah yang mempunyai hak tuk menciptakan, berkuasa kemudian memerintah. Keyakinan seperti ini telah dimiliki oleh kaum musyrikin zaman Rosululloh, bahkan tidak ada yg mengingkarinya kecuali orang-orang sombong yg mereka sendiri ragu kepada ucapannya. Contoh konkretnya yaitu Fir’aun, yg mengaku sebagai tuhan.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yg artinya: “Ingatlah, menciptakan kemudian memerintah hanyalah hak Alloh. Maha Suci Alloh, Tuhan semesta alam.” (QS: Al A’raaf: 54) dan “…kepunyaan-Nyalah kerajaan.” (QS: Fathir: 13).
Lihat pula bagaimana pengakuan kaum musyrikin akan rububiyyah Alloh Subhanahu wa Ta’ala menceritakan di dalam Al Qur’an, yg artinya: “Dan sungguh bilamana kamu tanyakan kepada mereka: ‘Siapakah yg menciptakan langit kemudian bumi?’, niscaya mereka hendak menjawab: ‘Semuanya diciptakan oleh Yg Maha Perkasa pula Maha Mengetahui.’” (QS: Az Zukhruf: 9)
Dgn demikian kita ketahui yakni yg memiliki kuasa menyediakan rizki bukanlah malaikat, Nabi maupun dewa fulan, juga yg menguasai kemudian mengatur berbagai macam urusan bukanlah syaikh fulan, wali fulan selayak keyakinan sebagian orang. Akan tetapi hanya Alloh Subhanahu wa Ta’ala yg menyediakan rizki, mengatur, menghidupkan dan mematikan.
Mengimani Sifat Uluhiyyah Alloh Subhanahu wa Ta’ala
Yaitu hanya Alloh Subhanahu wa Ta’ala semata yg berkuasa disembah serta diibadahi. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yg artinya: “Dan Tuhanmu yaitu Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada sesembahan yg haq tetapi Dia Yg Maha Pemurah pula Maha Penyayang.” (QS: Al Baqarah: 163).
Di sinilah letak titik perpisahan antara seorang mukmin dgn seorang musyrik, dimana kaum mukminin sekedar menujukan semua kegiatan ibadah semata-mata kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala baik itu berupa doa, nadzar, sembelihan, haji, sholat dan ibadah-ibadah lainnya.
Adapun kaum musyrikin, walaupun mereka mengakui hak rububiyyah Alloh Subhanahu wa Ta’ala, mereka memutuskan sesembahan yg banyak kemudian beragam, baik berupa benda-benda mati seperti batu, pohon dan matahari. Atau juga sesembahan dari kalangan malaikat, nabi kemudian orang shalih yg dibuat sebagai penghubung antara mereka dengan Alloh Subhanahu wa Ta’ala selayak pembesar kerajaan yg jadi perantara kepada raja. Dan tidaklah seorang pembesar jadi penghubung bagi raja kecuali karena raja sangat butuh atau sangat takut padanya, sehingga bila ada orang datang minta bantuan raja lewat perantara pembesar maka raja mengabulkannya dgn sebab kedudukan pembesar tadi. Sungguh, yang seperti ini tidak bisa disamakan dgn Alloh Subhanahu wa Ta’ala !
mereka berlomba-lomba dengan berbagai amal shalih
Para malaikat, nabi serta orang shalih sangat perlu pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, mereka berpacu-pacu dgn bervariasi amal shalih tuk dekat dgn Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala tidak perlu juga tidak takut pada mereka. Hingga namun kedudukan mereka mulia di sisi Alloh, ini tidak berarti kita dapat mengambil mereka sebagai perantara, tetapi kita spontan minta pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Alasan semacam itulah yg jadi hujjahnya kaum musyrikin dulu dan sekarang.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yg artinya: “Dan orang-orang yg memutuskan pelindung selain Alloh (berkata): ‘Kami tidak menyembah mereka tetapi agar mereka mendekatkan kami pada Alloh dgn sedekat-dekatnya.’” (QS: Az Zumar: 3).
Intinya kita dituntut tuk mengikhlaskan ibadah hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan tidak menujukannya pada selain Alloh, selayak hal ini jadi tujuan dakwah setiap rosul. Hingga mereka para rasul Alloh berkata pada kaumnya: “Sembahlah Alloh saja, sekali-kali tidak ada sesembahan yg haq bagimu selain Dia.” (QS: Hud: 50)
Mengimani Nama-Nama dan Sifat-Sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala
Yaitu dgn menetapkan nama kemudian sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala selayak telah ditetapkan Alloh di dalam Al Quran maupun telah ditetapkan oleh rosul-Nya di di dalam As Sunnah, yg sesuai dgn kebesaran kemudian keagungan Alloh, tanpa tahrif (memalingkan makna dari makna yg semestinya), ta’thil (menolak nama atau sifat Alloh), takyif (membagaimanakan) dan tamtsil (menyerupakan dengan makhluk).
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yg artinya: “Sebatas milik Alloh asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dgn menyebut asmaa-ul husna itu kemudian tinggalkanlah orang-orang yg menyimpang dari kebenaran di dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Mereka akan mendapat balasan terhadap apa yg telah mereka kerjakan.” (QS: Al A’raaf: 180)
Dgn demikian, Keimanan kita pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala mestilah memuat seluruh empat hal yg di atas, tidak hanya satu maupun dua saja. Hingga kita katakan yakni keyakinan seseorang yakni Alloh Subhanahu wa Ta’ala itu ada ataukah Alloh Subhanahu wa Ta’ala itu satu-satunya pencipta belum cukup tuk dikatakan telah beriman pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, tetapi juga harus meyakini yakni Alloh Subhanahu wa Ta’ala yaitu satu-satunya yg mempunyai hak disembah kemudian beriman pada asma kemudian sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala menunjuki kita semua pada aqidah yg shahih kemudian mewafatkan kita di dalam keadaan muslim. Sebatas pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala kita mohon pertolongan. Wallohu a’lam bish showab.