Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,“Anak Adam tdk memenuhkan salahsatu tempat yg lebih jelek dari perutnya. Cukuplah beberapa suap yg bisa memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat memasukkan perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya juga untuk pernafasan.” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Konon, selama hidupnya Rasulullah SAW cuma sakit dua kali. Ialah setelah menerima wahyu perdana, sewaktu itu beliau menderita ketakutan yang sungguh-sungguh sehingga mendatangkan demam hebat. Yang satunya lagi menjelang beliau wafat. Sewaktu itu beliau menderita sakit yang sangat parah, hingga akhirnya meninggal. Ada pula yg menyebutkan yakni Rasul mengalami sakit lebih dari dua kali.
memperjelas gambaran bahwa beliau memiliki fisik sehat dan daya tahan luar biasa
Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Berapa pun jumlahnya, dua, tiga atau empat kali, memperjelas gambaran yakni beliau punya fisik sehat dan daya tahan luar biasa. Padahal keadaan alam Jazirah Arabia ketika itu terbilang keras, tandus serta kurang bersahabat. Siapa pun yg dapat bertahan puluhan tahun dalam kondisi tersebut, plus berpuluh kali peperangan yg dijalaninya, pastilah memiliki daya tahan tubuh yg hebat.
Mengapa Rasulullah SAW jarang sakit? Pertanyaan ini luar biasa untuk dikemukakan. Secara lahiriah, Rasulullah SAW jarang sakit karena dapat mencegah situasi yang berpotensi mendatangkan penyakit. Dengan kata lain, beliau benar-benar menekankan aspek pencegahan daripada pengobatan. Jika kita telaah Alquran dan Sunnah, maka kita akan mendapatkan sekian banyak intruksi yg mengarah pada upaya pencegahan. Hal ini mengindikasikan betapa Rasulullah SAW sangat peduli kepada kesehatan. Dalam Shahih Bukhari saja tak kurang dari 80 hadis yg mendiskusikan masalah ini. Belum lagi yg menjalar luas dalam kitab Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi, Ahmad, dsb.
Cara Rasulullah menjaga kesehatan
Ada beberapa kebiasaan positif yang membuat Rasulullah SAW selalu tampil fit dan jarang sakit. Di antaranya:
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Pertama, selektif bersama makanan. Tidak ada makanan yg masuk ke mulut beliau, kecuali makanan tersebut melengkapi syarat halal dan thayyib (baik). Halal berhubungan dengan urusan akhirat, merupakan halal cara mendapatkannya dan halal barangnya. Sedangkan thayyib berhubungan dengan urusan duniawi, contohnya baik gaknya atau bergizi gaknya makanan yg dikonsumsi. Salah satu makanan kegemaran Rasul ialah madu. Beliau biasa meminum madu yg dicampur air untuk membersihan air lir dan pencernaan. Rasul bersabda,” Bakalnya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran”(HR. Ibnu Majah dan Hakim).
Kedua, tdk makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Aturannya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), serta sepertiga lagi untuk udara (gas). Disabdakan,”Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yg lebih jelek dalam perutnya. Cukuplah tuk mereka beberapa suap yg sanggup memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan alur lain, maka (ia boleh mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Ketiga, makan dengan tenang, tumaninah, tdk tergesa-gesa, dengan tempo sedang. Tentang hikmahnya? Cara makan seperti ini akan menghindarkan tersedak, tergigit, upaya organ pencernaan pun jadi lebih ringan. Makanan pun dapat dikunyah dengan lebih baik, sehingga yang dilakukan organ pencernaan dapat berjalan sempurna. Makanan yg tidak dikunyah dengan baik akan sulit dicerna. Pada jangka waktu lama bisa menimbulkan kanker di usus besar.
Keempat, cepat tidur serta cepat bangun. Beliau tidur di awal malam dan bangun pada pertengahan malam kedua. Pada umumnya, Rasulullah SAW bangun dan bersiwak, lalu berwudhu serta shalat sampai waktu yang diizinkan Allah. Beliau tdk akan tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur sekedar yang dibutuhkan. Penelitian Daniel F Kripke, ahli psikiatri dari Universitas California menarik untuk diungkapkan. Penelitian yang dilakukan di Jepang dan AS selama 6 tahun dengan responden berusia 30-120 tahun mengatakan yakni masyarakat yang biasa tidur 8 jam sehari memiliki resiko kematian yang lebih cepat. Benar-benar berlawanan dengan mereka yang biasa tidur 6-7 jam sehari. Nah, Rasulullah SAW biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun malam. Jadi beliau tidur tidak lebih dari 8 jam.
Cara tidurnya pun sarat makna
Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Cara tidurnya pun sarat makna. Ibnul Qayyim Al Jauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan yakni Rasul tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berzikir kepada Allah hingga matanya terasa berat. Kadang-kadang beliau memiringkan badannya ke bagian kiri sebentar, untuk kemudian kembali ke sebelah kanan. Tidur seperti ini termasuk tidur paling efisien. Pada saat itu makanan bisa berposisi dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga sanggup mengendap secara proporsional. Lalu berpindah ke sebelah kiri sebentar agar agar proses pencernaan makanan lebih cepat hal ini karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke bagian kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung. Hikmah lainnya, tidur dengan miring ke kanan membuat beliau lebih mudah bangun untuk shalat malam.
istikamah melakukan saum sunnat
Kelima, istikamah melangsungkan saum sunnat, di luar saum Ramadhan. Karena itu, kita mengetahui beberpa saum sunnat yg beliau anjurkan, contohnya Senin Kamis, ayyamul bith, saum Daud, saum enam hari di bulan Syawal, dsb. Saum ialah perisai kepada berbagai macam penyakit jasmani ataupun ruhani. Pengaruhnya dalam menjaga kesehatan, melebur beragam berbagai ampas makanan, manahan diri dari makanan berbahaya sangat luar biasa. Saum menjadi obat penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga energinya selalu terjaga. Saum luar biasa ampuh untuk detoksifikasi (pembersihan racun) yg sifatnya total dan menyeluruh.
Kesimpulan
Selain lima tips hidup sehat ini, masih banyak kebiasaan Rasulullah SAW yg patut kita teladani. Di dalam buku Jejak Sejarah Kedokteran Islam, Dr Jafar Khadem Yamani mengungkapkan kurang lebih 25 pola hidup Rasul berkait perkara kesehatan, sejumlah besar bersifat pencegahan. Di antaranya tips bersuci, cara memanjakan mata, keutamaan berkhitan, keutamaan senyum, dsb.
Yang tak kalah penting dari ikhtiar lahir, Rasulullah sangat mantap dalam ibadah ritualnya, khususnya dalam shalat. Beliau pun memiliki keterampilan paripurna dalam mengelola emosi, pikiran dan hati. Penelitian-penelitian terkini dalam bidang kesehatan membuktikan bahwa kemampuan dalam memenej hati, pikiran dan perasaan, serta ketersambungan yang intens dengan Dzat Yang Mahatinggi akan menentukan kualitas kesehatan seseorang, jasmani maupun ruhani.