Ikhwanie kaum Muslimin yg rahimakumullah
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Pada pagi yg penuh berkah di sini., kita semua memuja lalu memuji kebesaran dan keagungan Allah SWT, selaku wujud kesyukuran kita atas segenap limpahan nikmat kemudian rahmat-Nya yg tidak terhingga. Kita balik merasakan kegembiraan lalu kebahagiaan untuk suasana Idul Adha pada hari ini. Hari raya Idhul Adha atau Idhul Qurban misalnya yg kita laksanakan pada hari ini menyehatkan lagi ingatan kita pada sejarah pengorbanan yg luar biasa yg sudah dilakukan oleh sosok Nabiyullah Ibrahim As bersama-sama keluarganya, Siti Hajar dan Ismail As. Pengorbanan luar biasa dari sosok Nabiyullah Ibrahim As bersama-sama keluarganya ini dijadikan oleh Allah SWT selaku patron supaya menjadi tauladan tuk semua ummat manusia sepanjang zaman. Hal ini diakui lalu dinyatakan sendiri oleh Allah SWT dalam sebuah firman-Nya:“Sungguh adalah bagi kamu jadi contoh teladan yg benar tentang kehidupan Ibrahim serta orang-orang yg bersamanya”. (S. Al-Mumtahanah : 4).Kehidupan Nabi Ibrahim sungguh-sungguh sarat dgn keteladanan yg harus diikuti agar memetik kehidupan yg bersih lalu bebas dari kesemrawutan lalu kebrutalan yg melanda dunia saat ini.
sosok Pemimpin yang sangat konsen dan sabar dalam membina kader
Nabi Ibrahim adalah sosok Pemimpin yg sangat konsen dan sabar di dalam membina kader, yg diharapkan menjadi pemimpin pelanjut perjuangan.
Dalam umur perkawinan yg telah amat senja, disaat beliau dan Istri sudah tua, anak yg ditunggu-tunggu, keturunan pelanjut yg diidam-idamkan belum pula dikaruniakan. Penantian yg panjang seperti itu tidaklah mengakibatkan Nabiyullah Ibrahim As patah semangat dari Rahmat Allah SWT. Di dalam masa penantian yg panjang tersebut, Beliau selalu istiqomah, selalu menerus berdo’a dan memohon pada Allah biar dianugerahi keturunan yg Sholeh. Beliau sering berdo’a “Robbi habli minassholihin, Robbi habli minassholihin, Robbi habli minassholihin”, Yaa Allah ya Tuhan-ku karuniakanlah kepadaku buah hati yang sholeh. Hasilnya Allah menganugerahkan kepada beliau Ismail As. Paket Umroh Murah Bulan Ramadhan 2015
Sang generasi pelanjut yang telah lama dinantikan telah mencapai umur sanggup
Tatkala Ismail, Sang generasi pelanjut yg sudah lama dinantikan telah mencapai umur sanggup “memudahkan dan berjuang bersama-sama Ayahnya”, umur yg telah bisa diajak bertukar akal tuk menemukan penyelesaian problem yg ada, umur dimana Ismail sudah menampakkan tanda-tanda kesholehan dan kekaderannya, umur yang sangat menyenangkan untuk diajak jalan bersama-sama, yang oleh Al-qur’an disebut dengan ma’ahus sa’ya, datanglah ujian keimanan berikutnya.
Allah memerintahkan pada Nabi Ibrahim As tuk menempatkan keluarganya, Siti Hajar dan Ismail di dalam Makkah dekat dgn ka’bah. Situasi ini diterangkan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj seperti berikut:
“Wahai Tuhanku, sebenarnya aku sudah menempatkan segenap dari keturunanku di salahsatu lembah yang tiada tanam-tanamannya, di dekat rumah-Mu yang disucikan”.
Lihatlah metode sosok Nabiyullah Ibrahim As diuji oleh Allah dengan Ujian yg benar-benar berat. Di satu sisi Nabi Ibrahim diperintahkan tuk berpisah dgn buah hati dan Istrinya lalu di sisi lainnya beliau diperintahkan tuk menempatkan keluarganya, Pasangan hidup yg baru melahirkan lalu anaknya yg masih merah di salahsatu tempat yang gersang, malah sangat gersang, saking gersangnya hingga rumputpun tdk berkembang sama sekali. Istri ditinggal sendiri tanpa suami dan sanak keluarga, tanpa pembantu serta tetangga. Ditinggal di gurun pasir yg panas dan bukit batu yg ganas.
Sehabis ditinggal Nabiyullah Ibrahim, maka tinggallah Siti Hajar sebatang kara dengan anaknya. Hari-hari dilaluinya sendiri berbareng anaknya dgn bekal seadanya. Waktu terus berlalu, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, Makin lama, persedian bekal makin menipis. Hasilnya perbekalan habis sama sekali. Tiada siapa-siapa yg sanggup dimintai tolong, tiada keluarga tiada saudara, juga tiada tetangga. Air susupun sudah kering, sementara buah hati menangis kehausan. Di dalam keadaan semacam itu Jiwa kasih seorang Ibu yg ada di dalam diri Siti hajar membuat dia harus berlari-lari antara bukit shofa dan marwa untuk mengejar dan memperoleh air tuk keberlangsungan hidup anaknya.
Demikianlah seorang Hajar berjuang dan selalu berupaya, berlari dari shafa ke marwah tuk memperoleh pertolongan. Akan tetapi apa yg diminta tidak kunjung diperoleh. Walau demikian beliau selalu tegar lalu pantang menyerah serta selalu berlari, sa’i, berjuang dari bukit shafa dan marwah hingga 7 kali. Sehabis mujahadah, kerja keras maksimal dilangsungkan oleh Hajar, Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyang menurunkan bantuan-Nya dgn mengeluarkan mata air di dalam dekat kaki Ismail. Umroh Bulan Ramadhan 2015
Ujian yang berlangsung secara terus menerus
Ujian berat yg diterima Nabiyullah Ibrahim As tdk berhenti hingga di dalam situ aja. Nyatanya sehabis Ismail beranjak dewasa, Allah Yg Maha Pengasih dan Penyayang, Allah yg tidak pernah berbuat zhalim kepada hamba-Nya, memerintahkan pada Nabi Ibrahim As tuk menyembelih putra tercinta, putra tunggal, kesempatan satu-satunya yg jadi pelanjut risalah perjuangan. Cinta Orang tua untuk Anak, harapan pemimpin untuk kader pelanjut perjuangan, dan rasa belas kasih seorang hamba diperhadapkan dibenturkan dgn ketaatan lalu kepasrahan pada kehendak dan perintah Allah Yang Maha Kuasa.
Nabi Ibrahim menyadari bahwa hidup ini perlu selalu dalam ketaatan pada Allah Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ketaatan kepada Allah ialah harga mati yg tidak bisa ditawar-tawar. Apa saja pengorbanan yg diminta, apa saja risiko yg harus ditanggung, perintah Allah itulah yg terbaik, Perintah Allah itulah yg harus didahulukan, Perintah Allah itulah yg harus diikuti, ditaati lalu dilaksanakan. Justru sampai pada tingkat dimana perintah tersebut dalam pandangan kita terasa dan terlihat seolah-olah sesuatu yang sangat tidak wajar, tidak masuk akal, malah tidak manusiawi, hendak dan wajiblah kita yang merupakan seorang yang mengaku beriman tuk mengatakan “Sami’na wa atha’naa – Kami dengar dan kami patuhi”.
Menyadari akan hal tersebut, Nabi Ibrahim pun menajamkan aqidah dan keyakinannya tuk mewujudkan perintah itu. Beliau lalu menyampaikan perintah Allah tersebut pada putranya, Ismail AS. Sungguh jawaban dan respon yg beliau peroleh sangat luar biasa. Tatkala beliau mengatakan pada Ismail, Wahai Anakku sungguh aku mencermati dalam mimpiku yakni Aku diperintahkan Allah tuk menyembelihmu, maka kemukakanlah bagaimana pendapatmu?. Dgn tegas, sopan lalu penuh keyakinan pada Rahmat dan Kasih Sayang Allah SWT, Ismail As menampakkan bukti kesholehannya, dengan mengatakan:
“Wahai ayah, laksanakanlah tentang yang diperintahkan Tuhan kepada ayah, Insya Allah ayah akan mendapati saya dalam keadaan sabar“.(As-Shaffat;102)
Jawaban yang dilontarkan oleh Nabi Ismail
Respon yg dilontarkan oleh Ismail di sini. ialah gambaran keberhasilan suatu proses kemampuan, yaitu pendidikan tauhid, sebuah pendidikan yg telah dilakoni dengan gemilang oleh Nabiyullah ibrahim dalam keluarga beliau. Pendidikan tauhid ini membuat Ismail dapat menjalankan perintah Allah hingga dgn efek pengorbanan nyawa. Keteguhan hati dan kepasrahan yg besar tuk Ismail untuk menerima perintah Allah yg benar-benar berat itu, disebabkan karena keberhasilan kedua orang tuanya menanamkan ketauhidan di dalam jiwanya.
Keberhasilan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam di dalam menuntun dan mengkader anaknya tidaklah pekerjaan ringan, yg sanggup didapatkan dalam masa yang singkat pula. Hal tersebut ialah pekerjaan berat yg perlu waktu panjang. Nabi Ibrahim secara terus menerus memberi contoh peragaan ketaatan seorang hamba pada Tuhannya untuk seluruh hal. Peragaan inilah yg selalu ditangkap lalu dihayati oleh putranya Ismail hingga terpatri dalam jiwanya. Terkadang untuk menerima kader seperti yg kita harapkan, memerlukan atensi lalu pengorbanan yg sungguh-sungguh tinggi. Makanya sungguh-sungguh aneh jika seorang orang tua ataupun pemimpin menginginkan kader pelanjut dalam konteks perjuangan Islam, sementara atensi dan pengorbanannya untuk itu masih minim. Atau kelihatannya pengorbanan serta perhatiannya sudah tinggi tapi belum kompeten. Perhatian dan pengorbanan yang diberikan lebih tinggi kepada hal-hal yang bersifat materi, tidak pada spirit dan ruhaninya, bukan pembekalan spirit kepemimpinan dan hal-hal yang bersifat transenden.
Ikhwanie Kaum Muslimin yang berbahagia !
Anak-anak kita sebaiknya memperoleh atensi yg serius dari kita para orang tua. Jangan sampai hanya aspek intelektualnya yang diperhatikan, akan tetapi mental dan spritualnya memprihatinkan. Jangan anda bangga dengan pendidikan yang semata-mata memacu kecerdasan otaknya, tapi makin hari makin jauh dari agamanya. Suatu ungkapan yg masyhur menyatakan:
“Barang siapa yg meningkat ilmunya akan tetapi tidak meningkat petunjuk yang dimiliki. Tiadalah tambahan baginya melainkan makin jauh dari Allah.
Kita sangat merindukan kader yang selalu siap pakai; siap menghadapi benturan-benturan; memiliki moral kerja yg tinggi; bekerja dgn penuh dedikasi ; punya banyak inisiatif dan siap berkorban seperti contoh yang sudah diperankan oleh sosok Nabi Ibrahim As dan keluarganya Siti sarah dan Ismail As.
Seorang pelajaran yg bernilai bisa dipetik dari seorang pahlawan kebenaran, Jenderal Thalut ketika mengerahkan sejumlah manusia sebagai calon kader untuk mengadakan perlawanan terhadap penguasa zhalim, Jenderal Jalut. 80.000 orang calon kader yang dikerahkan hanya 5% yang lulus, berarti hanya 4.000 orang. 76.000 orang diantaranya gugur tidak dapat dikatagorikan sebagai kader. Kenapa ? Hal ini karena banyak yang tidak lulus setelah diuji dengan salahsatu sungai. Pemimpinnya memberikan perhatian bahwa, “Kita akan diuji dengan sebuah sungai, siapa yang minum airnya bukanlah golonganku. Yang tidak minum itulah yang termasuk golonganku kecuali yg semata-mata sekedar menceduk dengan cedukan tangan“. (S. Al-Baqarah: 249)
Tapi apa yang terjadi setelah sampai di tepi sungai itu, mengetahui airnya yang begitu bening mereka berlomba-lomba terjun ke sungai itu. Mereka minum sepuas-puasnya malah berenang dan menyelam sesuka hati. Alasannya karena kita telah menjalankan perjalanan panjang dan melelahkan, telah didera oleh lapar dan dahaga.
Mereka diperintahkan menyeberangi sungai, setelah mereka hingga diseberang sungai tidak seorangpun diantara mereka yg telah memuas-muaskan dirinya itu yg siap menghadapi lawan. Mereka menyampaikan terus-terang pada pemimpinnya yakni kami tidak sanggup mengahadapi musuh yang begitu banyak. Ketidak sanggupan mereka berhadapan musuh bukan karena mereka lemah dari segi fisik, tapi mereka lemah mental karena melakukan pelanggaran.
Saudara-saudara kaum Muslimin rahimakumullah.
Inilah yang melanda bangsa kita saat ini ini, malah juga melanda organisasi dan lembaga-lembaga Islam, baik itu organisasi sosial, organisasi massa atau organisasi politik. Karena sebatas mengharapkan munculnya kader-kader tanpa upaya yang serius untuk itu. Menangani pengkaderan secara serius saja, sejarah telah mencatat yakni cuman 5% yang bisa diharapkan. Manalagi kalau hanya santai dan tidak sunguh-sungguh. Akibatnya tidak kader yg memimpin dan mengendalikan kebijakan, maka wajar jika selalu mendatangkan banyak masalah, tidak menambah kekuatan, tapi malahan melemahkan. Tapi kalau kita berjaya melahirkan kader walaupun sedikit, namun kader itu telah teruji kesabaran dan ketabahannya, pasti akan dapat berbuat banyak dan melakukan gebrakan-gebrakan yang penuh arti. Sebagaimana firman Allah SWT yang mengatakan:
“Begitu banyak golongan yg sedikit dapat mengalahkan golongan yg banyak karena izin Allah, dan Allah beserta orang-orang yang sabar” (S.Al-Baqarah:249).
Calon-calon kader kita sekarang ujiannya tidak merupakan dalam bentuk sungai tapi kekayaan duniawi, kedudukan dan wanita. Manakala sudah berhadapan dengan materi timbul rasa dendam terhadap kemiskinan hingga dengan cara yg sangat sigap dia berusaha meraup kekayaan itu yg justru dapat melunturkan nilai-nilai kekaderannya. Dia juga telah mulai bermain-main dalam pencalonan tuk jadi orang besar hingga mulai menempuh segala macam cara untuk berhasil. Ujung-ujungnya menggunakan sarana yang dapat digunakan untuk memperkaya diri.
Demikian pula jebakan wanita. Sebagai calon-calon kader perjuangan yang mempunyai potensi menjadi pemimpin yang baik di masa depan, musuh-musuh Islam tidak pernah berhenti berfikir untuk dapat menghancurkan nama baik dari calon-calon kader itu agar gugur di tengah jalan, tidak berlanjut kekaderannya. Terjadilah kasus-kasus skandal dengan artis, selingkuh dengan wanita-wanita cantik, media yang dikuasai oleh musuh-musuh Islam segera membesar-besarkan sehingga tamatlah riwayat calon kader itu.
Hal lain yang patut menjadi contoh dari Nabi Ibrahim seperti yang diungkap dalam sejarah bahwa beliau adalah manusia yang selalu terdepan jika mengangkat suatu pekerjaan. Beliau selalu memilih pekerjaan yang paling berat untuk dikerja. Menurut prinsipnya, kalau pekerjaan ringan banyak saja yang dapat mengerjakan. Sehingga orang-orang yang menjadi pengikutnya selalu termotivasi untuk melakukan pekerjaan ini.
Sikap yang demikian ini adalah salah satu rahasia sukses yang dialami Nabi Ibrahim. Karena kalau seorang pemimpin tidak berani memikul tanggung jawab yang besar, hanya selalu mencari pekerjaan yang ringan-ringan dengan mengincer keuntungan dunia yang besar; hanya memperalat orang banyak untuk kepentingan dirinya; hanya menjadikan orang lain sebagai kuda tunggangan jangan harap akan dapat mengantar orang yang dipimpinnya kearah kesejahteraan dan ketentraman. Jangan harap akan mendapat kepercayaan penuh dan dapat meraih rasa cinta dari pengikutnya.
Saat sekarang ini kita merasakan langkanya pemimpin-pemimpin yang tampil memberikan teladan yang baik dan mengajak rakyatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan amal soleh. Karenanya jika kita menemukan pemimpin yang memiliki akhlak dan kepribadian yang baik, memiliki komitmen yang kuat terhadap pelaksanaan ajaran/syariat Islam, maka tentu kita wajib mendukung dan menopang kepemimpinannya. Umroh Bulan Ramadhan 2015
Saudara-saudara kaum Muslimin rahimakumullah.
Nabi Ibrahim juga dikenal sebagai manusia yang patut diteladani dari segi kedermawanannya. Dicatat dalam sejarah bahwa Nabi Ibrahim adalah manusia yang paling senang menerima tamu. Kalau tiba waktu makan dan tidak ada orang yang ditemani makan dia keliling mencari teman makan. Nabi Ibrahim dikenal sebagai orang yang paling senang membantu kepada sesama manusia. Kebiasaannya yang seperti inilah yang membuat orang sangat senang kepadanya.
Sifat dermawan ini hendaknya menjadi warna dari kehidupan seorang muslim. Karena lewat jiwa-jiwa yang dermawan inilah dakwah Islam dapat dikembangkan lebih maksimal dan dapat mengentaskan kemiskinan. Pada zaman Rasulullah s.a.w. seorang sahabat bernama Abdurrahman bin Auf pernah menyumbang 40.000 dinar untuk perjuangan yang kalau dirupiahkan sekarang sama dengan 25,5 milyard rupiah. Beliau juga pernah membagi-bagikan kepada Veteran Badr uang sebanyak 50.000 dinar kepada 100 orang masing-masing 500 dinar senilai 300 juta rupiah lebih. Itu baru seorang dermawan, belum dermawan-dermawan yang lain. Sehingga dengan kedermawanan sahabat-sahabat Rasulullah yang dikaruniai oleh Allah SWT kekayaan banyak sekali hal-hal yang memerlukan pendanaan yang dapat diselesaikan.
Kita harus meyakini bahwa dengan berinfaq fi sabilillah, kita tidak akan menjadi miskin dan harta pun tidak akan berkurang, tetapi justru akan memberikan tambahan keberkahan. Rasulullah s.a.w. bersabda:
Setiap hari dua malaikat turun kepada separng hamba. Salah satunya berdoa: “Ya Allah berilah pengganti dari harta orang yang berinfaq” Dan yang lain berdoa: “Ya Allah binasakanlah harta orang yang tidak mau berinfaq” (Hadits Riwayat Bukhari _Muslim)
Memang terbukti bahwa perjalanan hidup orang yang pemurah dan dermawan akan dilapangkan rezekinya dan diberikan kebahagiaan dalam kehidupannya. Oleh karenanya, bagi kita yang memiliki kelapangan rezeki pada hari ini, marilah kita mengambil bagian dari kewajibah ber-qurban. Masih ada waktu hingga 3 hari sesudah ini. Allah SWT mengingatkan kepada kita:
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu pemberian yang banyak . Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dn berqurbanlah. Sesunguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang binasa. (S.Al-Kautsar : 1 – 3 )
Ayat ini bukan hanya sekedar memerintahkan kita memotong hewan seperti seekor sapi untuk 7 keluarga dan seekor kambing untuk satu keluarga, tapi juga memberi jaminan bahwa dengan menegakkan dan memperbaiki shalat menjadi alasan bagi Allah untuk membela kita dan menghancurkan lawan-lawan Islam.
Semoga Allah SWT memberkati kita semua. Amien!