Kajian Akhlaq Sifat Malu Yang Mulia
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Orang akan hidup di dalam kebaikan semasa rasa malu masih terpelihara, selayak dahan akan selalu segar semasa masih terbungkus kulitnya. Lewat kodrat, kaum wanita benar-benar beruntung, dianugrahi fitrah penciptaannya dgn rasa malu yg bertambah dominan dibandingkan dgn pria. Akan tetapi, ironisnya, kini banyak sekali wanita yg bahkan berpikir malu memiliki sifat malu lalu berupaya mencampakkan jauh-jauh sifat mulia lalu terpuji itu. Hingga, terlampau banyak kita jumpai sekarang kaum wanita yg bertambah tidak tahu malu daripada laki-laki.
Malu adalah Iman
Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Lunturnya sifat malu di dalam masyarakat yaitu salah satu pedoman degradasi iman. Sebab, rasa malu hendak segera menyingkir dgn sendirinya tatkala iman sudah terkikis. Seperti sabda Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam, yg artinya: “Malu lalu iman saling berpasangan. Bila diantaranya hilang, lalu yang lain turut hilang.” (HR: Hakim dalam kitab Al-Mustadrak, ia berkata hadits ini shahih dengan syarat Bukhari Muslim dan Dzahabi menyepakatinya)
melewati seorang laki-laki Anshar yang mencela sifat malu saudaranya
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam sempat melewati seorang laki-laki Anshar yg mencela sifat malu saudaranya. Maka Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, yg artinya: “Tinggalkan dia. Sebenarnya malu itu sebagian dari iman.”
Iman itu ada tujuh puluh bagian
Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Melalui Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, yang maksudnya: “Iman itu ada tujuh puluh bagian. Yg sangat tinggi merupakan kalimat ‘la ilaha illallah’ serta yg sangat rendah merupakan menyingkirkan duri di jalan. Serta malu adalah bagian dari iman.” (HR: Bukhari)
Malu, Kunci Segala Kebaikan
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Malu adalah penghalang seseorang untuk melakukan perbuatan dosa. Hasrat seseorang supaya berbuat dosa berbanding terbalik dgn rasa malu yg dimilikinya.
Abu Hatim berkata: “Jika manusia terbiasa malu, maka dalam dirinya terdapat faktor-faktor yg mendorong untuk kebaikan. Kebalikannya orang yg kurang tahu malu lalu terbiasa membahas kotor maka untuk dirinya tidak akan ada faktor-faktor yg mendorong kepada kebaikan, yg ada sebatas kejahatan.”
Muhammad Ibnu Abdullah Al-Baghdadi melantunkan syair sebagai berikut:
“Jika cahaya wajah berkurang,
maka berkurang pula rasa malunya
Tidak ada keindahan kepada wajah,
Jika cahayanya berkurang
Rasa malumu peliharalah selalu,
Sebenarnya sesuatu yg menandakan kemuliaan seseorang,
Adalah rasa malunya.”
Bukannya Tidak Pede
Punya sifat malu tidak bertanda menyebabkan kita rendah diri, minder, maupun nggak pede. Manalagi gara-gara ketidakpedean itu kita jadi urung melangsungkan kebaikan, amal shalih, dan menuntut ilmu. Jika hal itu berlangsung pada diri kita, cobalah kita berintrospeksi, apa sesungguhnya malu yg kita rasakan itu dikarenakan Alloh Subhanahu wa Ta’ala atau karena manusia. Misalnya saja kita malu menggunakan jilbab yg syar’I, malu memperlihatkan jati diri bagaikan seorang Pria Muslim atau malu pergi ke majelis ta’lim. Apa malu yg demikian ini karena Alloh Subhanahu wa Ta’ala atau sebatas rasa malu, ketakutan serta kecemasan kita pada selain-Nya? Padahal, malu kepada Alloh-lah yg semestinya kita utamakan. Tidakkah Alloh-lah yg sangat berhak kita malui?
Al-Qurthubi rahimahulloh berkata: “Al-Musthafa (Nabi Muhammad) Shallallahu ‘alaihi wa Sallam merupakan orang yang pemalu. Beliau menyuruh (umatnya) supaya memiliki sifat malu. Akan tetapi satu hal yang perlu dipahami yakni malu tidak bisa merintangi kebenaran yg beliau katakan maupun menghalangi urusan agama yg beliau jadikan pegangan sesuai dengan firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang maksudnya: “Dan Alloh tidak malu (menerangkan) yang benar” (QS: Al-Ahzab: 53)”.
Sifat malu terkadang adakalanya harus disingkirkan, yaitu saat kita menuntut ilmu. Dalam hal ini, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah berkata: “Masyarakat yang tidak tahu tidak selayaknya malu bertanya jawab, dan orang yg ditanya tidak patut malu jika tidak mengetahuinya untuk mengatakan: Saya tidak tahu”.
Imam Bukhari rahimahulloh berkata: “Orang yg pemalu kemudian sombong tidak akan bisa mempelajari ilmu.” Hal ini juga dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan Aisyah radhiyallahu ‘anha. Ia berkata, “Sebaik-baik wanita merupakan wanita Anshar. Rasa malu pada diri mereka tidak menghalangi mereka mendalami ilmu agama.” (Fathul Bari 1/229)
Harus Ditumbuhkan
Pengunjung Media Muslim INFO yg tercinta… sifat yg mulia di sini. selayaknyalah kita pupuk dgn cermat dan kita jaga agar tidak musnah dari diri kita. Berbahagialah kita, jika kita terlahir seperti sebagai seorang yg pemalu, yang berati kita sudah memiliki sifat dasar yg baik. Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda pada Asyaj dari bani Anshar, yg maksudnya: “Pada dirimu ada dua sifat yg Alloh Subhanahu wa Ta’ala sukai.” Maka ia berdiskusi, “Apa itu, wahai Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam?” Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab; “Sabar lalu malu”. Asyaj berdiskusi lagi, “Apa kedua sifat itu telah ada sejak dulu atau baru ada?”. Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Semenjak dulu.” Asyaj berkata, “Puji syukur pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala yg sudah memberiku 2 sifat yang Allah sukai “ (HR: Ibnu Abi ‘Ashim).
Jika sungguh kita rasakan sifat itu kurang dalam diri kita, maka tdk harus gelisah hal ini karena sifat itu bisa ditumbuhkan. Dengan memperbanyak iman, ma’rifatulloh, dan pendekatan diri pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala hingga di dalam diri kita timbul kesadaran yakni Alloh Subhanahu wa Ta’ala senantiasa mengawasi, mengenal segala sesuatu yg kita kerjakan serta yg kita simpan di dalam hati maka akan tumbuhlah malu imani yg dapat mencegah seseorang berdosa karena takut pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam.
(Sumber Rujukan: Al-Qur’an, Fathul Bari, Hadits Bukhori dan Muslim lalu berbagai sumber lainnya)
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Orang akan hidup di dalam kebaikan semasa rasa malu masih terpelihara, selayak dahan akan selalu segar semasa masih terbungkus kulitnya. Lewat kodrat, kaum wanita benar-benar beruntung, dianugrahi fitrah penciptaannya dgn rasa malu yg bertambah dominan dibandingkan dgn pria. Akan tetapi, ironisnya, kini banyak sekali wanita yg bahkan berpikir malu memiliki sifat malu lalu berupaya mencampakkan jauh-jauh sifat mulia lalu terpuji itu. Hingga, terlampau banyak kita jumpai sekarang kaum wanita yg bertambah tidak tahu malu daripada laki-laki.
Malu adalah Iman
Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Lunturnya sifat malu di dalam masyarakat yaitu salah satu pedoman degradasi iman. Sebab, rasa malu hendak segera menyingkir dgn sendirinya tatkala iman sudah terkikis. Seperti sabda Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam, yg artinya: “Malu lalu iman saling berpasangan. Bila diantaranya hilang, lalu yang lain turut hilang.” (HR: Hakim dalam kitab Al-Mustadrak, ia berkata hadits ini shahih dengan syarat Bukhari Muslim dan Dzahabi menyepakatinya)
melewati seorang laki-laki Anshar yang mencela sifat malu saudaranya
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam sempat melewati seorang laki-laki Anshar yg mencela sifat malu saudaranya. Maka Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, yg artinya: “Tinggalkan dia. Sebenarnya malu itu sebagian dari iman.”
Iman itu ada tujuh puluh bagian
Paket Umroh Ramadhan 2015 ,Melalui Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, yang maksudnya: “Iman itu ada tujuh puluh bagian. Yg sangat tinggi merupakan kalimat ‘la ilaha illallah’ serta yg sangat rendah merupakan menyingkirkan duri di jalan. Serta malu adalah bagian dari iman.” (HR: Bukhari)
Malu, Kunci Segala Kebaikan
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015 ,Malu adalah penghalang seseorang untuk melakukan perbuatan dosa. Hasrat seseorang supaya berbuat dosa berbanding terbalik dgn rasa malu yg dimilikinya.
Abu Hatim berkata: “Jika manusia terbiasa malu, maka dalam dirinya terdapat faktor-faktor yg mendorong untuk kebaikan. Kebalikannya orang yg kurang tahu malu lalu terbiasa membahas kotor maka untuk dirinya tidak akan ada faktor-faktor yg mendorong kepada kebaikan, yg ada sebatas kejahatan.”
Muhammad Ibnu Abdullah Al-Baghdadi melantunkan syair sebagai berikut:
“Jika cahaya wajah berkurang,
maka berkurang pula rasa malunya
Tidak ada keindahan kepada wajah,
Jika cahayanya berkurang
Rasa malumu peliharalah selalu,
Sebenarnya sesuatu yg menandakan kemuliaan seseorang,
Adalah rasa malunya.”
Bukannya Tidak Pede
Punya sifat malu tidak bertanda menyebabkan kita rendah diri, minder, maupun nggak pede. Manalagi gara-gara ketidakpedean itu kita jadi urung melangsungkan kebaikan, amal shalih, dan menuntut ilmu. Jika hal itu berlangsung pada diri kita, cobalah kita berintrospeksi, apa sesungguhnya malu yg kita rasakan itu dikarenakan Alloh Subhanahu wa Ta’ala atau karena manusia. Misalnya saja kita malu menggunakan jilbab yg syar’I, malu memperlihatkan jati diri bagaikan seorang Pria Muslim atau malu pergi ke majelis ta’lim. Apa malu yg demikian ini karena Alloh Subhanahu wa Ta’ala atau sebatas rasa malu, ketakutan serta kecemasan kita pada selain-Nya? Padahal, malu kepada Alloh-lah yg semestinya kita utamakan. Tidakkah Alloh-lah yg sangat berhak kita malui?
Al-Qurthubi rahimahulloh berkata: “Al-Musthafa (Nabi Muhammad) Shallallahu ‘alaihi wa Sallam merupakan orang yang pemalu. Beliau menyuruh (umatnya) supaya memiliki sifat malu. Akan tetapi satu hal yang perlu dipahami yakni malu tidak bisa merintangi kebenaran yg beliau katakan maupun menghalangi urusan agama yg beliau jadikan pegangan sesuai dengan firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang maksudnya: “Dan Alloh tidak malu (menerangkan) yang benar” (QS: Al-Ahzab: 53)”.
Sifat malu terkadang adakalanya harus disingkirkan, yaitu saat kita menuntut ilmu. Dalam hal ini, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah berkata: “Masyarakat yang tidak tahu tidak selayaknya malu bertanya jawab, dan orang yg ditanya tidak patut malu jika tidak mengetahuinya untuk mengatakan: Saya tidak tahu”.
Imam Bukhari rahimahulloh berkata: “Orang yg pemalu kemudian sombong tidak akan bisa mempelajari ilmu.” Hal ini juga dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan Aisyah radhiyallahu ‘anha. Ia berkata, “Sebaik-baik wanita merupakan wanita Anshar. Rasa malu pada diri mereka tidak menghalangi mereka mendalami ilmu agama.” (Fathul Bari 1/229)
Harus Ditumbuhkan
Pengunjung Media Muslim INFO yg tercinta… sifat yg mulia di sini. selayaknyalah kita pupuk dgn cermat dan kita jaga agar tidak musnah dari diri kita. Berbahagialah kita, jika kita terlahir seperti sebagai seorang yg pemalu, yang berati kita sudah memiliki sifat dasar yg baik. Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda pada Asyaj dari bani Anshar, yg maksudnya: “Pada dirimu ada dua sifat yg Alloh Subhanahu wa Ta’ala sukai.” Maka ia berdiskusi, “Apa itu, wahai Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam?” Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab; “Sabar lalu malu”. Asyaj berdiskusi lagi, “Apa kedua sifat itu telah ada sejak dulu atau baru ada?”. Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Semenjak dulu.” Asyaj berkata, “Puji syukur pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala yg sudah memberiku 2 sifat yang Allah sukai “ (HR: Ibnu Abi ‘Ashim).
Jika sungguh kita rasakan sifat itu kurang dalam diri kita, maka tdk harus gelisah hal ini karena sifat itu bisa ditumbuhkan. Dengan memperbanyak iman, ma’rifatulloh, dan pendekatan diri pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala hingga di dalam diri kita timbul kesadaran yakni Alloh Subhanahu wa Ta’ala senantiasa mengawasi, mengenal segala sesuatu yg kita kerjakan serta yg kita simpan di dalam hati maka akan tumbuhlah malu imani yg dapat mencegah seseorang berdosa karena takut pada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam.
(Sumber Rujukan: Al-Qur’an, Fathul Bari, Hadits Bukhori dan Muslim lalu berbagai sumber lainnya)